Karma Itu Ada, Ia Berjalan Bersama Waktu
Manusia hidup didunia ini ada baik dan buruk, itu merupakan dari perbuatan insan itu sendiri. Kita petik apa yang kita tanam. Tidak mungkin menanam jagung akan tumbuh padi.
Pepatah Bali menyampaikan bahwa jagung ditanam jagung dipetik, padi ditanam padi dituai. Jika tidak berbuat baik, mana mungkin akan mendapat kebaikan dari orang lain.
Ada penyakit tentu ada penyebabnya, demikian pula penderitaan itu, niscaya ada alasannya ialah musababnya. Tetapi kita harus yakin bahwa penyakit atau penderitaan tersebut niscaya sanggup diatasi.
Seseorang tidak sanggup menghindari hasil perbuatannya, apakah baik atau pun buruk, sehingga seseorang dihentikan iri jikalau melihat orang lain hidupnya senang atau lebih baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang tidak perlu meratapi nasibnya, lantaran apa yang ia terima merupakan tanggung jawabnya.
Ini harus disadari, bahwa penderitaan di ketika ini ialah akhir dari perbuatan kita sendiri, baik yang kini maupun yang telah lampau. Namun kita harus sadar pula bahwa suatu ketika penderitaan itu akan berakhir asal kita selalu berusaha untuk berbuat yang baik. Perbuatan baik yang dilakukan ketika ini akan menawarkan kebahagiaan baik kini maupun pada masa yang akan datang.
Dari situlah seseorang mungkin tidak perlu murung atau prihatin kepada orang lain lantaran mengalami penderitaan dan tidak perlu sombong lantaran mengalami kebahagiaan, lantaran hal itu ialah hasil karma.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa aturan karmaphala itu tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang memilih pahala dari eksekusi alam seseorang. Beliaulah yang memberi ganjaran sesuai dengan Hukum Karma.
sumber : payanadewa.com


0 Response to "Karma Itu Ada, Ia Berjalan Bersama Waktu"
Post a Comment